Sabtu, 28 Agustus 2010

Pro atau Kontra dengan aL4yY..????

Fenomena Alay

Tidak ada definisi pasti tentang apa dan siapa itu alay. Alay merupakan kata yang tercipta di saat sekarang sehingga tidak akan ada di kamus besar bahasa Indonesia. Saya tidak tahu secara pasti darimana asal kata alay itu. Alay sejauh yang saya tahu muncul pertama kali dan disebarluaskan oleh salah satu forum di dunia maya. Menurut saya alay tercipta dari kalangan-kalangan menengah atas, yang dalam hal ini adalah pengguna internet dan bukan tercipta dari kalangan kelas bawah.
Sejauh sepengamatan saya, orang-orang menyebut alay pada orang-orang yang bertingkah laku norak yang kebanyakan adalah remaja kalangan menengah kebawah. Tingkah laku norak ini antara lain:
.
1 Berpakaian norak:
  • Menggunakan pakaian dengan warna yang tidak “matching” dan sangat menyolok
  • Menggunakan atribut-atribut yang tidak sewajarnya dipakai oleh manusia biasa seperti kacamata dengan model berlebihan, dsb
  • Menggunakan pakaian dengan merk terkenal tapi itu palsu, dan mereka senang memperlihatkan merk terkenalnya itu
Kalau menurut saya, hal ini adalah wajar-wajar saja. Hal ini juga menurut saya tidak perlu manjadi bahan olok2an. Setiap orang memiliki gaya berpakaiannya masing-masing. Jadi itu adalah hak mereka memakai baju apa, memakai merk palsu atau tidak. Bebas-bebas saja menurut saya, dan tidak ada yang salah dengan hal ini.
.
2 Mengetik dengan pemilihan huruf dan format yang tidak wajar,
  • Mengganti-ganti huruf dengan karakter lain misalnya, huruf “i” diganti dengan “1″ atau “!”, huruf “e” diganti “3″ dsb
  • Menggunakan huruf besar kecil, yang acak, ga sesuai dengan eyd yang benar, misalnya “nAMa sAyA bLa bla bLa….”
  • Mengganti hurup dengan hurup laen agar terlihat lebih imut, misalnya “sayang” menjadi “cayaank”, “maaf” menjadi “muuph”, dsb
  • Menulis dengan bahasa inggris tapi dengan ejaan yang sudah dimodifikasi supaya lebih imut. misalnya “love” menjadi “loppphh”, dsb
Kalau yang ini saya rasa harus diperangi. Mereka hanya akan merusak bahasa indonesia saja nantinya. Bagaimana bahasa Indonesia bisa populer di negaranya sendiri kalau bahasa pergaulan anak mudanya seperti itu. Cara penulisan alay seperti ini hanya memiliki segi negatif, membuat orang yang membaca “sakit mata”, dan harus berjuang ekstra keras hanya untuk memahami bacaannya.
.
3 Bertingkah laku berlebihan yang seringkali mengganggu, diantaranya:
  • Kalau cowok suka nongkrong di pinggir jalan sambi l godain cewek.
  • Kadang di tempat umum dengerin musik sekencang-kencangnya pake headset sambil gerak2 kepala atau anggota badan lain
  • Di acara-acara musik di tv (spt Inbox, Dering, dsb) saat artis nyanyi, dia joget dengan gaya-gaya yang berlebihan
Hampir semua tingkah laku mereka yang satu ini mengganggu dan berlebihan. Menurut saya memang tidak ada yang melarang mereka berbuat demikian. Tetapi setidaknya mereka memiliki rasa toleransi kepada orang lain apakah terganggu dengan apa yang mereka lakukan, itu saja.
.
4 Memiliki selera musik yang dikatakan “kampungan”, contohnya
  • Mereka adalah penikmat lagu-lagu aliran melayu yang notabene masyarakat “non-alay ” tidak menyukainya
  • Mereka merupakan penonton setia acara-acara musik seperti inbox, dering, dashyat, dsj,.
  • Suka menyanyikan lagu-lagu yang sedang top di chart acara-acara musik tersebut.
Selera musik berbeda-beda, dan bukan merupakan kesalahan jika satu orang menyukai satu aliran musik tertentu. Tetapi yang salah adalah orang yang mengatai aliran musik tertentu. Seniman musik menciptakan suatu karya atau lagu bukan tanpa skill dan usaha. Jadi saling menghargai saja antar penikmat musik yang berbeda aliran.
.
Mungkin kata-kata terakhir dari saya adalah, baik untuk kaum “alay” maupun “non-alay”;
saling menghargai, toleransi dan jangan merasa paling benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar